Banyak dari kita akan menjawab ya. Namun, saat kembali ke Kisah Para Rasul dalam Alkitab, kita merasa tidak memiliki kuasa yang sama.
Belajar dari Khotbah Petrus
Dalam Kisah Para Rasul 2:14-40, kita menyaksikan Petrus memberi khotbah yang berkuasa. Apakah esensi dari khotbah Petrus itu?
Pertama, bahwa kehadiran Roh Kudus nyata dalam diri rasul-rasul dan memenuhi tempat itu [ayat 2-4]. Kedua, Petrus tahu kepada siapa dia berbicara [ayat 14, 29]. Ketiga, bahwa Petrus meyakini dan mendalami Firman Tuhan. Ia percaya bahwa ketika Yesus tidak lagi di dunia ini, perkataan-Nya berlaku selama-lamanya [ayat 16]. Keempat, Petrus mengenal siapa Tuhan-Nya [ayat 32]. Kelima, Petrus menyampaikan inti pesan Injil sejalan dengan Matius 28:19-20.
Hasil dari Hidup Baru
Khotbah yang berkuasa hanya dapat mengalir dari diri orang yang sudah lebih dulu merasakan kuasa Roh Kudus.
Sebelum pengkhotbah dapat mengajak orang berdosa untuk berbalik kepada Kristus, ia harus lebih dulu menjalani pengampunan dosa dan pertobatan. Sebelum pengkhotbah dapat meyakinkan orang untuk percaya janji Tuhan, ia harus lebih dulu percaya pada janji itu. Ia sendiri yakin mengapa Ia mau berkhotbah; Ia menjalani Amanat Agung.
Saat Anda bersiap diri untuk memberi makan jiwa-jiwa minggu ini, pastikan Firman Tuhan itu telah lebih dulu mengubah Anda. Pastikan Firman Tuhan itu telah menjadi bagian diri Anda. Pastikan Anda secara tulus meyakini kebenaran Firman Tuhan.
Demikian Anda dapat berkhotbah dengan kuasa yang hanya ada dalam diri seseorang yang telah datang dihadapan Tuhan dan mengalami pertolongan-Nya.
Pertanyaan Diskusi:
- Bagaimana Firman Tuhan telah berkuasa mengubah diri dan aspek-aspek hidup Anda?
- Mengapa dari waktu ke waktu kita kurang mengalami pembaharuan dalam hidup kita?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.