logo
  • Beranda
  • Kategori Artikel
    • Pelayanan Pastoral
    • Renungan
    • Biblika
    • Homiletika
    • Kehidupan Kristen Praktis
    • Keselamatan
    • Pelayanan Konseling
    • Pacaran dan Pernikahan Alkitabiah
    • Hasil Kontes Menulis 2016
  • Mari Terlibat
    • Mengapa Terlibat
    • Mebin Online
    • Profil STT di Indonesia
      • Daftar STT & STA
    • Lowongan Pekerjaan
    • Christian Video Clips
    • Donasi
  • Tentang Mebin
    • Pelayanan Kami
    • Visi Dan Misi
    • Pernyataan Iman
    • Kontak Kami
  • Kontes Menulis
    • Pedoman Penulisan Artikel
    • Pemenang Kontes Menulis 2016
You are here: Home / Homiletika / Khotbah: Meninggikan Tuhan Atau Meninggikan Diri – 2?

Khotbah: Meninggikan Tuhan Atau Meninggikan Diri – 2?

21 Agustus 2017 by Mebin Online Leave a Comment

Saya pernah menjumpai seorang pengkhotbah yang tidak menggali Firman Tuhan. Untuk itu ia banyak menyampaikan kesaksian yang meninggikan dirinya agar umat tetap mendukung pelayanannya. Umat mudah terpukau sampai suatu saat Tuhan menyatakan bahwa itu palsu. 

Kepalsuan tidak akan bertahan lama. Berfokus meninggikan Tuhan akan membuat kita bertahan sampai akhir hidup dalam melayani Tuhan. Tuhan akan selalu mempercayai kita. 

Bagaimana Menyikapi Peninggian Diri?

Umat perlu selalu berdoa agar pengkhotbah menyampaikan pesan Tuhan (Ef. 6:19a). Umat perlu berterima kasih untuk khotbahnya, bukan memujanya.

Pengkhotbah bermegah bukan pada keahliannya berkhotbah, tetapi bermegah di dalam Tuhan (1Kor. 1:31). Dengan bermegah pada keahlian, Allah tidak menyatakan kuasa-Nya dan khotbahnya menjadi sia-sia. Iman umat tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kuasa Allah (1Kor. 2:5).

Pengkhotbah perlu mengarahkan umat yang cenderung memujanya. Paulus mengatakan kepada umat di Korintus yang memuja para hamba Tuhan, “Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan” (1Kor. 3:5-6).

Sebagai hamba Kristus pengkhotbah perlu mencari pujian dari Tuhan (Gal. 1:10b). Dengan demikian ia akan terbebas dari usaha untuk mendapatkan rasa percaya diri apalagi pujaan dari manusia. Dengan menyampaikan pesan Tuhan, ia akan mendapat pujian dari Tuhan.

Pengkhotbah harus berdisiplin dalam mempelajari Alkitab dan teologi. Penguasaan Alkitab dan teologi (Kis. 18:24b-25a) sangat penting dalam menyusun khotbah yang menyampaikan pesan Tuhan. Rasa percaya diri akan timbul darinya.

Berkat dalam Meninggikan Tuhan

Secara sadar atau tidak, khotbah Anda meninggikan Tuhan atau meninggikan diri? Apakah manfaatnya bagi kekekalan jika kita mempersiapkan khotbah hanya untuk meninggikan diri? Bukankah kita akan menyia-nyiakan waktu kita, waktu umat, dan kesempatan yang Tuhan berikan?

Justru ketika kita meninggikan Tuhan, Tuhan akan meninggikan kita. Daud meninggikan Tuhan ketika berperang melawan Goliat, akhirnya Tuhan meninggikan dia (1Sam. 17:37, 45-47; 18:7). Tuhan akan memberi kita dukungan dan upah atas khotbah kita yang meninggikan Tuhan.

 

Pertanyaan Diskusi:

  1. Menurut Anda apa saja yang harus seorang pengkhotbah lakukan agar dia tidak meninggikan diri, tetapi meninggikan Tuhan?
  2. Berkat-berkat apa saja yang pernah Anda perhatikan pada diri pengkhotbah yang meninggikan Tuhan?

Filed Under: Homiletika

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Anda harus masuk untuk berkomentar.

homiletika-ad

mbo-ads

Tentang Mebin

  • Pelayanan Kami
  • Visi Dan Misi
  • Pernyataan Iman
  • Kontak Kami

Kategori Artikel

  • Pelayanan Pastoral
  • Pelayanan Konseling

Mari Terlibat

  • Mengapa Terlibat
  • Mebin Online
  • Christian Video Clips
  • Donasi

Media Sosial

  • Facebook
Hak Cipta © 2014 - 2023 Media Pembinaan Kristen Online. | Kontak Kami