
Pacaran beda agama merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Jawabannya tidaklah mudah. Banyak orang yang memiliki padangan pro dan kontra mengenai hal ini.
Ada yang berpendapat bahwa hal itu sah-sah saja yang penting cinta. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Namun, bagaimanakah pacaran beda agama menurut pandangan Alkitab?
Baca juga: Pandangan Alkitab Tentang Pacaran

Alkitab Melarang Pacaran Beda Agama
Rasul Paulus menulis “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?” (2 Korintus 6:14-15).
Pesan dari ayat di atas jelas melarang pacaran beda agama. Kita harus memililih pasangan yang satu iman. Iman kepada Yesus Kristus. Selain daripada iman kepada Yesus Kristus berarti berbeda.

Allah Melarang Israel Menikah Yang Tidak Seiman
Alkitab mencatat bawah bangsa Isarel seringkali jatuh kedalam dosa karena mengambil pasangan dari bangsa lain yang tidak seiman. Padahal Allah sudah melarang bangsa Israel untuk tidak mengambil pasangan dari bangsa lain selain bangsa Israel.
Raja Salomo yang terkenal sangat bijaksana dapat jatuh kedalam dosa penyembahan berhala karena isteri-isterinya yang tidak seiman.
Firman Tuhan mencatat “Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain” (1 Raja-raja 11:4a).
Lantas bagaimana dengan Anda? Apakah Anda yakin bahwa pasangan yang tidak seiman tidak dapat membawa Anda jatuh kedalam dosa?

Pernikahan Harus Melahirkan Keturunan Ilahi
Tujuan pacaran adalah pernikahan. Tujuan pacaran beda agama adalah pernikahan beda agama.
Firman Tuhan menulis “Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya” (Maleakhi 2:15). Email kami apabila ada tanggapan Anda.
Tujuan dari suatu pernikahan adalah menghasilkan keturunan yang ilahi. Lalu bagaimana jadinya jika kita memiliki pasangan yang berbeda agama? Tentu hal ini tidak dapat terwujud.
Oleh sebab itu, kita harus memiliki pasangan hidup yang seiman. Kita harus menghasilkan keturunan ilahi. Itulah perintah Tuhan dalam Alkitab.
Pertanyaan Diskusi:
- Bagaimanakah pendapat Anda tentang pacaran beda agama? Jelaskan!
- Seandainya Anda terlanjur mencintai pacar yang beda keyakinan dengan Anda. Apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskan!
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.