Puncak dan Lembah Setahun
Saat merenungi tahun lalu, saya merasa ingin mengulang banyak hal dengan lebih baik. Saat mengingat puncak keberhasilan, saya juga merasakan lembah penyesalan.
Hubungan yang tak terjalin dengan baik, kata-kata yang salah dan menyakiti, keputusan kurang bijak, pilihan dengan konsekuensi sulit, tuntutan ekspektasi orang lain, dan lainnya. Hati berat karena beban pemimpin sering harus dipikul sendiri.
Berkat Lampau Jadi Penghalang
Sebagian kita sulit melangkah ke depan karena berkat-berkat yang sudah diterima di waktu lalu. Kita suka berada di “zona nyaman”.
Siap Terima yang Baru
Yesaya 43:18-19 berkata, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?”
Paulus bersaksi, “… aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:13-14).
Kuk Enak, Beban Ringan
Tidak ada beban atau berkat lebih besar dari Kristus sendiri yang dapat menghalangi langkah kita dengan-Nya. Ringan dan nyaman melangkah dengan Tuhan; “Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Matius 11:30).
Pertanyaan Diskusi
- Beban apa yang berat bagi Anda? Berkat apa yang menahan Anda?
- Sudahkah Anda tenang dengan-Nya (Matius 11:29)? Mengapa?
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.